Komunikasi
antar budaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang- orang yang
memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua
perbedaan ini). Kebudayaan adalah cara
hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung
dari generasi ke generasi (Tubbs,
Moss:1996). Komunikasi antar budaya
memiliki akarnya dalam bahasa (khususnya sosiolinguistik),
sosiologi, antropologi budaya, dan psikologi. Dari keempat disiplin ilmu tersebut, psikologi menjadi
disiplin acuan utama komunikasi lintas
budaya, khususnya psikologi lintas budaya. Pertumbuhan komunikasi antar budaya dalam
dunia bisnis memiliki tempat yang utama,
terutama perusahaan – perusahaan yang melakukan ekspansi pasar ke luar negaranya notabene negara –
negara yang ditujunya memiliki aneka
ragam budaya.
Selain
itu, makin banyak orang yang bepergian ke luar negeri dengan beragam kepentingan mulai dari
melakukan perjalanan bisnis, liburan,
mengikuti pendidikan lanjutan, baik yang sifatnya sementara maupun
dengan tujuan untuk menetap
selamanya. Satelit komunikasi telah
membawa dunia menjadi semakin dekat, kita
dapat menyaksikan beragam peristiwa yang terjadi dalam belahan
dunia,baik melalui layar televisi, surat
kabar, majalah, dan media on line. Melalui teknologi komunikasi dan informasi, jarak geografis
bukan halangan lagi kita untuk melihat
ragam peristiwa yang terjadi di belahan dunia. Berbicara mengenai komunikasi antarbudaya,
maka kita harus melihat dulu bebrapa
defenisi yang diikutif oleh Ilya Sunarwinadi ( 1993: 7-8 ) berdasarkan pendapat para ahli antara lain
:
1. Sitaram ( 1970 ) : Seni untuk memahami dan saling pengertian
antara khalayak yang berbeda kebudayaan
(intercultural communication…the art of
understanding and being understood by audience of mother culture ).
2. Samovar dan Porter ( 1972 ) : Komunikasi antarbudaya terjadi manakala bagaian yang terlibat dalam kegiatan komunikasi
tersebut membawa serta latar belakang
budaya pengalaman yang berbeda yang mencerminkan nilai yang dianut oleh kelompoknya berupa
pengalaman, pengetahuan, dan nilai
(intracultural communication obtains whenever the parties to
acommunications act to bring with them
different experiential backgrounds that reflect along- standing deposit of
group experience, knowledge, values).
3.
Rich ( 1974 ) : Komunikasi antarbudaya terjadi ketika orang-orang yang berbeda kebudayaan (communication is
intercultural when accuring between
peoples of different cultures).
4.
Young Yun Kim ( 1984 ) :
Komunikasi antarbudaya adalah suatu
peristiwa yang merujuk dimana orang-orang yang terlibat didalamnya baik
secara langsung maupun tidak langsung memiliki latar belakang budaya
yang berbeda (intercultural
communication…refers the communication
phenomenon in which participant, different in cultural background, come into
direct or indirect contact which one
another).
Seluruh
defenisi diatas dengan jelas menerangkan
bahwa ada penekanan pada perbedaan
kebudayaan sebagai faktor yang menetukan dalam
berlangsungnya proses komunikasi antarbudaya. Komunikasi
antarbudaya memang mengakui dan
mengurusi permasalahan mengenai persamaan dan
perbedaan dalam karakteristik kebudayaan antar pelaku–pelaku komunikasi,
tetapi titik perhatian utamanya tetep
terhadap proses komunikasi individu-individu atau kelompok-kelompok yang berbeda kebudayaan dan
mencoba untuk melakukan interaksi. Komunikasi dan budaya mempunyai hubungan
timbal balik, seperti dua sisi mata
uang. Budaya menjadi bagian dari perilaku komunikasi, dan pada gilirannya
komunikasi pun turut menentukan, memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya, seperti yang dikatakan Edward
T. Hall, bahwa “komunikasi adalah
budaya” dan budaya adalah komunikasi”. Pada suatu sisi, komunikasi merupakan suatu mekanisme untuk
mensosialisasikan norma-norma budaya
masyarakat, baik secara horizontal, dari suatu masyarakat kepada
masyarakat lainnya, ataupun secara
vertikal dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Pada sisi lain budaya menetapkan norma-norma
(komunikasi) yang dianggap sesuai untuk
kelompok tertentu.
- PRINSIP- PRINSIP KOMUNIKASIANTAR BUDAYA
1. Relativitas Bahasa
Gagasan umum bahwa bahasa mempengaruhi pemikiran dan perilaku paling
banyak disuarakan oleh para antropologis linguistik. Pada akhir tahun 1920-an
dan disepanjang tahun 1930-an, dirumuskan bahwa karakteristik bahasa
mempengaruhi proses kognitif kita. Dan karena bahasa-bahasa di dunia sangat
berbeda-beda dalam hal karakteristik semantik dan strukturnya, tampaknya masuk
akal untuk mengatakan bahwa orang yang menggunakan bahasa yang berbeda juga
akan berbeda dalam cara mereka memandang dan berpikir tentang dunia.
2. Bahasa sebagai cermin budaya
Bahasa mencerminkan budaya. Makin besar perbedaan budaya, makin
perbedaan komunikasi baik dalam bahasa maupun dalam isyarat-isyarat nonverbal.
Makin besar perbedaan antara budaya (dan, karenanya, makin besar perbedaan
komunikasi), makin sulit komunikasi dilakukan. Kesulitan ini dapat
mengakibatkan, misalnya, lebih banyak kesalahankomunikasi, lebih banyak
kesalahan kalimat, lebih besar kemungkinan salah paham, makin banyak salah
persepsi, dan makin banyak potong kompas (bypassing).
3. Mengurangi Ketidakpastian
Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besarlah ketidak-pastian dam
ambiguitas dalam komunikasi. Banyak dari komunikasi kita berusaha mengurangi
ketidak-pastian ini sehingga kita dapat lebih baik menguraikan, memprediksi,
dan menjelaskan perilaku orang lain. Karena letidak-pasrtian dan ambiguitas yang
lebih besar ini, diperlukan lebih banyak waktu dan upaya untuk mengurangi
ketidak-pastian dan untuk berkomunikasi secara lebih bermakna.
4. kesadaran diri dan perbedaan antar budaya
Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besar
kesadaran diri (mindfulness) para partisipan selama komunikasi. Ini
mempunyai konsekuensi positif dan negatif. Positifnya, kesadaran diri ini
barangkali membuat kita lebih waspada. ini mencegah kita mengatakan hal-hal
yang mungkin terasa tidak peka atau tidak patut. Negatifnya, ini membuat kita
terlalu berhati-hati, tidak spontan, dan kurang percaya diri.
5.
Interaksi
awal dan perbedaan antar budaya
Perbedaan antarbudaya terutama penting dalam interaksi awal dan secara
berangsur berkurang tingkat kepentingannya ketika hubungan menjadi lebih akrab.
Walaupun selalu terdapat kemungkinan salah persepsi dansalah menilai orang
lain, kemungkinan ini khususnya besar dalam situasi komunikasi antarbudaya.
6. Memaksimalkan hasil interaksi
Dalam komunikasi antarbudaya terdapat tindakan-tindakan yang berusaha
memaksimalkan hasil interaksi. Tiga konsekuensi mengisyaratkan implikasi yang
penting bagi komunikasi antarbudaya. Pertama, orang akan berintraksi dengan
orang lain yang mereka perkirakan akan memberikan hasil positif. Kedua, bila
mendapatkan hasil yang positif, maka pelaku komunikasi terus melibatkan diri
dan meningkatkan komunikasi. Bila memperoleh hasil negatif, maka pelaku mulai
menarik diri dan mengurangi komunikasi. Ketiga, pelaku membuat prediksi tentang
perilaku mana yang akan menghasilkan hasil positif. Pelaku akan mencoba
memprediksi hasil dari, misalnya, pilihan topik, posisi yang diambil, perilaku
nonverbal yang ditunjukkan, dan sebagainya. Pelaku komunikasi kemudian
melakukan apa yang menurutnya akan memberikan hasil positif dan berusaha tidak
melakkan apa yang menurutnya akan memberikan hasil negatif.
- SALURAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
1. Antarpribadi/ interpersonal/
person-person yaitu orang dengan orang
secara langsung
2. Media massa yaitu melalui radio, surat
kabar, TV, Film, Majalah
Bersama-sama
dengan dua dimensi sebelumnya, saluran komunikasi juga mempengaruhi proses dan hasil keseluruhan
dari KAB. Misalnya : orang Indonesia
menonton melalui TV keadaan kehidupan di Afrika akan memilih
pengalaman yang berbeda dengan keadaan
apabila ia sendiri berada disana dan melihat dengan mata kepala sendiri. Umumnya pengalaman komunikasi antar pribadi
dianggap memberikan dampak yang lebih
mendalam. Komunikasi melalui media kurang dalam hal feedback
langsung antar partisipan dan bersifat satu arah. Sebaliknya,
saluran antarpribadi tidak dapat
menyaingi kekuatan saluran media dalam mencapai
jumlah besar manusia sekaligus melalui batas-batas kebudayaan. Tetapi
dalam keduanya, proses-proses komunikasi
bersifat antarbudaya bila partisipan- partisipannya berbeda latar belakang
budayanya. Ketiga dimensi diatas dapat
digunakan secara terpisah ataupun bersamaan, dalam mengkalsifikasikan fenomena KAB khusus. Misalnya : kita dapat
menggambarkan komunikasi antara Presiden
Indonesia dengan Dubes baru dari Nigeria sebagai komunikasi internasaional, antarpribadi dalam konteks
politik, komunikasi antara pengecara AS
dari keturunan Cina dengan kliennya orang AS keturunan Puerto Rico sebagai komunikasi antar etnik, antarpribadi dan
massa dalam konteks akulturasi migran.
Maka apapun tingkat keanggotaan kelompok konteks sosial dan saluran komunikasi, komunikasi dianggap antar budaya
apabila para komunikator yang menjalin
kontak dan interaksi mempunyai latar belakang pengalaman berbeda ( Lusiana, 2002:5).
D. FUNGSI-FUNGSI
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
1. Fungsi Pribadi
Fungsi
pribadi komunikasi antar budaya adalah fungsi-fungsi komunikasi antar
budaya yang ditunjukkan melalui perilaku komunikasi yang bersumber dari seorang individu.
• Menyatakan Identitas Sosial
Dalam
proses komunikasi antarbudaya terdapat beberapa perilaku komunikasi individu yang digunakan untuk
menyatakan identitas sosial. Perilaku
itu dinyatakan melalui tindakan
berbahasa baik secara verbal
dan nonverbal. Dari perilaku
berbahasa itulah dapat diketahui identitas diri
maupun sosial, misalnya dapat diketahui asal-usul suku
bangsa, agama, maupun tingkat pendidikan seseorang.
• Menyatakan intergrasi social
Inti
konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan persatuan antarpribadi, antarkelompok namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap unsur. Perlu
dipahami bahwa salah satu tujuan
komunikasi adalah memberikan makna yang sama atas pesan yang dibagi antara komunikator dan komunikan. Dalam kasus
komunikasi antarbudaya yang melibatkan
perbedaan budaya antar komunikator dengan komunikan, maka integrasi sosial merupakan tujuan utama
komunikasi.
• Menambah pengetahuan
Seringkali
komunikasi antarbudaya menambah pengetahuan bersama, saling mempelajari
kebudayaan masing-masing.
2. Fungsi Sosial
• Pengawasan
Fungsi
sosial yang pertama adalah pengawasan. Praktek komunikasi antarbudaya di antara komunikator dan
komunikan yang berbada kebudayaan
berfungsi saling mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antarbudaya fungsi ini bermanfaat untuk
menginformasikan
"perkembangan" tentang
lingkungan. Fungsi ini lebih banyak dilakukan oleh
media massa yang menyebarlusakan
secara rutin perkembangan peristiwa yang
terjadi disekitar kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam sebuah konteks kebudayaan yang berbeda.
• Menjembatani
Dalam
proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang berbeda
budaya itu merupakan jembatan atas perbedaan di antara mereka. Fungsi
menjembatani itu dapat terkontrol
melalui pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya saling menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah
pesan sehingga menghasilkan makna yang
sama. Fungsi ini dijalankan pula oleh berbagai
konteks komunikasi termasuk komunikasi
massa.
• Sosialisasi Nilai
Fungsi sosialisasi
merupakan fungsi untuk mengajarkan dan
memperkenalkan nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain.
• Menghibur
Fungsi
menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antarbudaya. Misalnya menonton tarian
dari kebudayaan lain. Hiburan tersebut
termasuk dalam kategori hiburan antarbudaya.
1 komentar:
Terima kasih untuk referensinya
Posting Komentar